Ilmu Dari Pensil – Pensil? Ya, pensil atau dulu waktu aku kecil sering nyebutnya petelot. Kamu pasti tahu kan alat tulis legendaris ini? Biasanya waktu masih SD wajib hukumnya pakai pensil biar pas kamu salah tulis bisa mudah dihapus. Nah, dari situ aku kepikiran kenapa harus pensil.
Dari situ
aku kepikiran, karena aku juga salah satu orang yang paling sering bawa pensil
kemana-mana. Tapi bukan buat gambar ya, aku bawa pensil biar nggak di pinjam
teman-temanku yang lain. Tahu sendiri, yang mungkin kamu pernah jadi pelajar
atau mahasiswa bahwa pulpen adalah benda sakral yang bisa lenyap tak tersisa
pada saat berpindah tangan.
Nah, dari
situ aku ubah, dari yang biasa pakai pulpen beralih pakai pensil. Karena pensil
itu kadang bagaikan makhluk asing dari planet antah-barantah yang jarang
dipakai pelajar atau mahasiswa. Meskipun demikian aku juga tetap bawa pulpen
untuk persiapan yang lain, meskipun jarang digunakan.
Karena sering ditanya kenapa lebih suka pakai pensil, kan nggak keren kalau pakai alasan diatas. Maka dari itu, aku buat sedikit bahasa-bahasa yang sedikit membuat mereka tercengang dengan pendapat pribadiku. Jadi aku pakai Filosofi Ilmu dari Pensil, yang mungkin saja kamu juga nggak kepikiran.
Ilmu dari Pensil
Sambil ku
nikmati secangkir kopi dan ku pandang sebatang pensil dan berpikir keras. Yes,,
aku dapat alasan yang bagus. Filosofi Ilmu dari Pensil, banyak pelajaran
berharga dari sebatang pensil yang aku pandang. Mau tahu, berikut ilmu dari
pensil yang bisa kamu dapatkan:
1. Hasil Tidak Akan
Menghianati Usaha
Keren kan
bahasaku. Pernah kepikiran nggak saat kamu membeli pensil, pasti pensil itu
belum bisa digunakan karena belum di raut supaya runcing. Dari sini ada Ilmu
dari Pensil yang sangat berharga. Bayangkan bahwa pensil seorang manusia yang
harus merasakan penderitaan saat di raut. Tapi setelah itu, si pensil bakal
bisa digunakan dengan sempurna.
Dari sini
kamu pasti paham, kalau pengen dapat hasil yang maksimal sesuaikan dengan usaha
yang maksimal. Siap jatuh bangun, siap diinjak-injak, siap dipermalukan. Baru
kamu bisa menikmati hasilnya. Meminjam quotes dari Tan Malaka:
“Terbentur, terbentur, terbentur, TERBENTUK”
2. Belajar Dari Kesalahan
Kamu pernah
bertanya kenapa saat baru sekolah SD kita diminta memakai pensil dulu?
Alasannya karen mudah di hapus kalau salah. Sama seperti Ilmu dari Pensil dalam
kehidupan, pensil selalu bersanding dengan penghapus. Dan memberi kesempatan
penghapus untuk menghapus kesalahan agar diperbaiki.
Sama seperti manusia bukan? Kamu harus siap dan bisa menerima kritikan dan masukkan. Menerima kritikan bukan berarti kamu salah loh, cuman mungkin di pandangan teman kamu masih kurang tepat. Maka dari itu, perlu yang namanya belajar dari kesalahan. Baik itu kesalahan besar ataupun kecil.
3. Jangan Melihat Orang
Hanya Dari Luarnya Saja
Ilmu dari
Pensil yang ketiga ini cukup dalam loh. Kamu tentunya tahu kan yang digunakan
dari pensil itu bagian mana? Ya, bagian dalamnya. Karena bagian luar itu
biasanya cuman kayu yang nggak terlihat menarik sama sekali. Dari sini kamu
pasti paham bukan apa yang dimaksud?
Melihat
orang lain juga begitu, nggak cuma melihat orang lain sih, tapi kamu juga harus
berkaca diri. Banyak orang yang kelihatannya bego banget, pendiam dan kadang
jorok ternyata dilihat dari sisi dalamnya dia cukup cerdas. Kan malu banget
saat kamu sudah menggoblok-goblokkan dia, eh ternyata kamu yang goblok. Sumpah
nggak lucu sekali!
Maka dari
itu, jangan terlalu memikirkan orang lain hanya dari luarnya saja. Begitu pula
dengan kita, nggak perlu menyombongkan diri dan menujukkan kehebatan kita.
Serius aku nggak buruh orang yang modelnya kayak begitu.
Akhir Kata …
Gabut
sekali ya, dalam satu hari aku bikin tiga artikel sekaligus. Kelihatan banget
kalau jadi pengangguran. Eitz.. bukan pengangguran, tapi kerjanya freelance,
OK!!! Buat kamu yang belum baca artikel sebelumnya, pliss.. jangan di baca.
Bisa Buat Emak Kamu Bangga Udah Cukup.
Jangan
terlalu berharap artikel ini bermanfaat. Tapi, terima kasih buat kamu yang
sudah nyempatin waktu buat baca artikel ini.
Kalau dipikir iya juga ya, tanpa diraut pensil nggak akan ada gunanya. Begitu juga manusia tanpa mengalami kesusahan dan kepayahan maka akan susah untuk mengerti makna keberhasilan.
BalasHapusTerima kasih sudah diajak menyelami sebuah pensil yang ternyata banyak yang bisa kita petik darinya ya. Noted banget nih.
BalasHapusHihihi, dari pensil juga kita bisa dapat ilmu ya
BalasHapusKadang emang enak nulis pakai pensil, bisa dihapus ga harus dicoret
Aku malah nggak kepikiran nih buat belajar dari pensil gini. Tapi setuju sama pengorbanan gitu, kalau gak diraut itu nanti tulisannya jadi jelek karena tumpul.
BalasHapusMenarik banget filosofi pensilnya, nih. Ternyata dari barang-barang di sekeliling, kita bisa mendapat banyak insight baru dan ilmu yang bermanfaat, ya. Sukses terus ya, Kak.
BalasHapusTernyata benar ya, ilmu pensi ini cukup berharga. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari pensil. :D
BalasHapusWah,,aku baru tahu filosofi pensil ini,, Manggut-manggut aku bacanya..
BalasHapusKalau di kalbar petelot ya? kalau disini potlot,,hampir mirip ya,,
Iya ya aku pun dulu sering kehabisan pulpen,karena sering ilang,wkwk
Saat baca tentang pulpen.. Ya, pulpen satu kardus yang kubeli aja entah dimana aja jejaknya.. Dan baru sadar kalau kardusnya kosong 😌
BalasHapusBtw, tulisan yg bagus mas.. Filosofi dibalik benda pensil.. Inspirasi yg bagus nih..
Benar banget kak, pulpen memang gampang raib. Beda banget sama pensil yang bakalan awet sampai kecil banget juga tetap sayang kalau di buang. Pensil memang penuh makna.
BalasHapus